Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Rancangan tindakan aksi nyata modul 1.4 budaya positif

  Rancangan tindakan aksi nyata RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA JUDUL MODUL   :  Menumbuhkan jiwa kemandirian siswa melalui kegiatan produksi membuat makanan  yang layak jual dengan melibatkan orang tua sebagai salah satu sumber belajar siswa /Aksi Nyata NAMA PESERTA : PGP-KAB GROBOGAN-PUJI RAHAYU,S.Pd.M.Pd-Aksi Nyata   Latar Belakang Seorang Guru memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia pendidikan. Peran Guru ini dinilai sangat penting dikarenakan siswa menerima teladan dan ilmu pengetahuan dari sosok seseorang Guru yang diharapkannya dapat menjadi teladan  dan contoh hidupnya kelak. Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh seorang guru saja, perlu dukungan dan keterlibatan orang tua di dalamnya. Seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara bahwa pusat pendidikan itu ada tiga yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas dari ketiga unsur tersebut untuk mewujudkan keberhasilan sebuah pendidikan....

refleksi terkait pemahamannya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

Gambar
Setelah melakukan evaluasi diri, jawablah setiap pertanyaan berikut ini: Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan? Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu. Perubahan  apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Apa yang Anda b...

RESTRITUSI

Gambar
  Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini:  • Berbuat salah itu tidak apa-apa.  • Tidak ada manusia yang sempurna  • Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.  • Kita bisa menyelesaikan ini.  • Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.  • Kamu berhak merasa begitu.  • Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri? Kalau kita mengatakan kalimat-kalimat diatas, akan sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin, buat ...

5 POSISI KONTROL

  5 Posisi Kontrol . Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas kita selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat memerdekakan dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau) dan Manajer. Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol ini: Penghukum : Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: “Patuhi atura...

disiplin positif

Gambar
  2.2: Konsep Disiplin Positif dan Motivasi Tujuan Pembelajaran Khusus:   • CGP dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia. • CGP dapat memahami konsep teori motivasi manusia dihubungkan dengan konsep motivasi internal dan eksternal.  • CGP dapat bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis motivasi yang dimiliki oleh CGP sendiri  menurut teori motivasi perilaku manusia Pertanyaan Pemantik: Bagaimana cara membuat murid disiplin? Siapakah yang bisa mendisiplinkan murid? Apakah guru yang bisa mendisiplinkan murid? Atau Kepala Sekolah? Atau orangtua murid? Atau murid itu sendiri? Mengapa? Bapak dan Ibu calon guru penggerak, Setelah memahami perbedaan teori stimulus respons dan teori kontrol pada pembahasan sebelumnya, sekarang mari kita belajar tentang konsep disiplin positif yang merupakan unsur utama dalam terwujudnya budaya positif yang kita citacitakan di sekolah-sekolah kita. Keban...

kenyakinan kelas

 2.3: Keyakinan Kelas Tujuan Pembelajaran Khusus: • CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas. • CGP dapat memahami proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas. • CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai keyakinan-keyakinan pada lingkungan mereka masing-masing. Pertanyaan Pemantik: • Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? • Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya positif? • Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif? Bapak dan Ibu para calon guru penggerak, Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif....

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif

Gambar
 2.1 Perubahan Paradigma Tujuan Pembelajaran Khusus:  • CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser . • CGP dapat memahami dan menerapkan perubahan paradigma stimulusrespon menjadi teori kontrol.  • CGP dapat bersikap kritis, reflektif, dan terbuka dalam menganalisis perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.  Kegiatan Pemantik: Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’. Tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas rekan Anda adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda boleh membujuk, menghardik, menggoda, bahkan menawari Anda dengan uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda. Cobalah lakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’ di a...

BUDAYA POSITIF

Gambar
 Budaya Positif   S ekolah sebagai institusi pembentukan karakter sangat mempengaruhi perkembangan karakter murid khususnya dan membentuk budaya suatu bangsa pada umumnya. Guru memiliki peran yang sangat penting membentuk karakter sebagai budaya positif dalam kelas atau sekolah. Dalam pendidikan di sekolah, karakter murid ditumbuhkan melalui keteladanan orang dewasa, aturan dan sistem sekolah yang konsisten Berdasarkan fil osofi ki hajar dewantara Tidak ada keabadian dalam kehidupan manusia dan lingkungannya. Pengaruh alam dan jaman adalah penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka. Maka, Ki Hadjar menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa pendidikan. Artinya Pendidikan itu sudah setua usia manusia ketika manusia mulai bertahan hidup dan mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya. Mendidik anak itu s...

IA

 

Refleksi minggu ke 7