refleksi terkait pemahamannya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.
Setelah melakukan evaluasi diri, jawablah setiap pertanyaan berikut ini:
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
- Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.
- Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
- Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?
- Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
- Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?
1.Hal-hal menarik yang saya dapatkan dari konsep inti modul in adalah
- Disiplin Positif
disiplin positif , saya memahami disiplin identik dengan ketidak nyamanan karena kata disiplin cenderung memaksa agar orang patuh sehingga kadang ada unsur paksaan .
namun ada hal menarik yang saya dapat dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470) Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat
- Posisi Kontrol
Posisi Kontrol guru menurut Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas kita selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat memerdekakan dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau) dan Manajer.
- Kenyakinan kelas
suatu ‘keyakinan’, yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan
- kebutuhan dasar
Ada lima tingkatan kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (Phisiological Needs)
2. Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
3. Kebutuhan akan rasa cinta
4. Kebutuhan harga diri
5.Kebutuhan aktualisasi diri
Restritusi
2.Pengalaman yang pernah saya lakukan
Pengalaman yang pernah saya lakukan adalah ketika saya menjadi ketua tim literasi
saya membuat program kegiatan pagi yaitu membaca asmaul husna tiap pagi dilaksanakan di ruang aula sekolah .
3. Pernah , saya pernah menerapkan segitiga restitusi , posisi saya sebagai menejer saya memiliki murid yang memilki masalah dengan beberapa guru mapel diantaranya sering tidur dikelas, main hp ,ttidak disiplin mengerjakan tugas. saya melakukan pemantauan tentang murid saya tersebut , saya kumpulkan data-data , setelah data-data sudah terkumpul saya melakukan langkah -langkah restritusi .
Saya tanya tentang apa yang dinyakini tentang budaya positif , nilai -nilai yang baik yang disepakati di kelas , kemudian saya minta dia menulis apa saya kenyakinan diri nya tentang budaya positif , apa budaya positif yang pernah dia lakukan , kemudian saya mengundang orang tua nya untuk melakukkan kolaborasi agar membantu menyelesaikan masalahnya , kemudian saya dan orang tuanya sering melakukan komunikasi tentang perubahan sikap yang terjadi dan juga saya meminta pendapatan dari teman-temannya mengenai sikap nya di kelas setelah mendapatkan bimbingan , setelah ada perubahan positif yang dilakukannya kami semua merasakan bahagia , bapak ibu guru pengampu mapel merasa senang atas perubahannya , orang tuanya juga serta semua teman -temennya .
4. Perubahan cara berpikir saya setelah memahami modul ini adalah
saya mengubah cara berpikir saya tentang kontrol diri , bahwa sebagai seorang pendidik kita harus mengerti tentang 5 posisi kontrol diri sebagai guru yang harus mengurangi posisi menghukum dan
membuat merasa bersalah , perlu menggunakan posisi pemantau , memejer .
kita juga harus mengerti kebutuhan dasar murid kita serta kita fokus pada budaya positif untuk itu
perlu juga kita sepakati bersama kenyakinnan kelas yang kita inginkan bersama.
5. Sangat penting agar kita bisa melayani murid-muird kita dengan sebaik-baiknya , menunutu
mereka , menuntut mereka dengan disiplin positif dengan merdeka belajar memunculkan disiplin interiksik dan disiplin ektrinsik
6. Apa yang saya lakukan untuk membuat dampak / perbedaan dilingkungan saya adalah saya
melakukan perubahan dari diri saya sendiri , saya memulai dari kesepakatan kenyakinan kelas
saya akan membuat langkah-langkah restritusi .
7. Selain konsep - konsep yang ada, ada hal-hal lain yang perlu dipelajari untuk menciptakan budaya positif adalah memahami budaya dimana murid-murid kita bertempat tinggal , mempelajari adat istiadat masyarakat dimana sekolah kita berada , memahami teman sesama guru dan warga sekolah .
8. langkah-langkah awal yang akan saya lakukan adalah menyusun kerangka budaya positif yang akan saya terapkan , melakukan kolaborasi dengan sesama guru dan murid-murid dan orang tua .
Komentar
Posting Komentar